Rabu, 19 November 2008

imk.....imk

Interaksi Manusia dan Komputer (IMK), ada satu sisi unik ketika berkenalan dengan mata kuliah yang satu ini. Unik? ya, itulah yang saya rasakan?. Di mana uniknya? Kesan pertama, kuliah ini penuh dengan teori (cukup membosankan mungkin bagi yang hobi utak-utik), belum lagi suasana perkenalan yang tak nostalgia (coba kalau di cafe, atau di taman), dan juga sang perantaranya (saya nggak bilang dosen lho ya), yang membuat saya bertambah kikuk. Tapi yang menarik, bersentuhan dengan mata kuliah ini membuat saya melamun.

Ups, jangan berpikiran negatif dulu karena ini bukanlah sembarang lamunan. Untuk lebih jelasnya silakan terus baca artikel ini sampai akhir. Jangan berhenti sampi di sini saja....!

Rabu,(29/8), jam setengah empat sore, terkopoh-kopoh saya masuk kelas untuk mengikuti sesi ta'aruf (dengan IMK-nya maksudnya). "Hmmm .... masih muda", pikir saya usai duduk beberapa detik ketika melihat dosen di depan. Ketika saya datang, sesi perkenalan dosen ternyata sudah lewat (ia sepertinya dosen baru ternyata). Jadi, saya mulai mengatur duduk untuk mengikuti materi karena memang slide yang berisi tulisan-tulisan "njlimet" sudah dibentang.

Hening, mahasiswa peserta kuliah (rata-rata angkatan saya) diam mendengarkan dan memandang slide di depan. Dosen ... slide .. dosen ...slide begitu seterusnya apa yang mereka pandang, tanpa catatan, tanpa pulpen di tangan, hanya mendengarkan, seakan semuanya bertipe pembelajar auditori. Aura kebosanan pun mulai menyelimuti suasan kelas. Saya sendiri malah "pringas-pringis" mengamati suasana itu.

Mengantisipasi "suasana bosan" yang mulai menggejala, kuambil pulpen dan selembar kertas. Ya, mulailah perjalanan lamunan saya.

"IMK memiliki pengertian ...Interaction to ... between human and computer", entah kenapa saat mendengarkan penjelasan dosen ini saya membayangkan wajah komputer dan kepala manusia. "Lucu juga", kertas pun bergambar kotak dan bundar sekarang dengan tulisan INTERACTION di sampingnya.

"Empat komponen IMK ... human, computer, task, usability," pikiran saya seakan berkata No Comment. Tapi tangan saya kembali sibuk menggambar, gambar kertas ulangan untuk TASK dan pesawat terbang untuk USABILITY (apa hubungannya?).

"Life Cycle IMK ... Design, Implementasi, dan ..." Kok seperti kuliah RPL (Rekayasa Perangkat Lunak, Red)? Terbayang Waterfall model dengan tanjakannya yang bak anak tangga panjang. Gara-gara membayangkan waterfall, slide sudah berpindah."Waduh....dan apa tadi ya, kurang satu," terbayang kembali rupa waterfall,"Oh ya, dan ... MAINTENANCE mungkin". Pokoknya begitulah, bukankah Life Cyclenya sendiri memang mirip waterfall?. Tersenyum simpul.

" Konsep IMK Useful, Usable, Used ...". Dosen menjelaskannya satu-persatu, saya teringat Tri Kwek Kwek (bukankah itu konsep bisa juga menjadi Tri Us Us? hehehehe), kembali saya tersenyum dan memandang sekeliling. Wah, sepertinya saya yang paling ceria. Gambar di kertas pun bertambah, "sret .. sret ... sret ...," suara goresan pulpenku menyalak.

"Information stored in memory ..., Information as I/O ..., Information Applied ..., Emotion," dosen meyebutkan perbedaan karakteristik antara komputer dan manusia. Coretan gambar manusia kembali muncul di kertas, ditambah ... itu tadi, faktor ...? eh karakteristik.

"Input stored memory manusia dari membaca .., hearing, touching, movement ...," mungkin ada benarnya juga, begitu sentil pikiran saya."Ya iyalah bener kalau nggak bener mana mungkin jadi teori," sentil pikiran yang lain protes.

Saat dosen menjelaskan input stored memory, tak sengaja ingatan saya melayang ke pengalaman waktu SD. Kala itu malam hari raya saya takbir di langgar bersama teman-teman. Asyik sekali, hingga tak terasa waktu makin larut malam. Saya disuruh pulang oleh ayah, nggak mau, dibujuk, tetap nggak mau. Ingginnya tidur di mushola, sambil tetap takbir sembari memegang mic.

Ibu pun akhirnya khawatir, maklum ibu takut saya masuk angin dan diganggu oleh .... JIN (waktu itu tinggal saya yang takbir ditemani satu teman saya yang sudah tidur). Ibu membujuk berkali-kali, saya tetap nggak mau, dibelikan semangka, kacang goreng (di desa saya biasanya kalau malam ada pedagang keliling) saya bersikukuh tak mau pulang."Jangan-jangan nih anak sudah kerasukan jin sehingga nggak mau pulang," sampai-sampai begitu komentar ayah melihat saya seperti ngambek.

Walhasil, saya akhirnya terkantuk-kantuk, antara sadar dan tidak tetap takbir di mic musholla. Ibu pun menggendong saya pulang.

Pagi-pagi ketika berias hendak ke masjid, Ibu bercerita kalau tidur saya mengkhawatirkan orang rumah. Kok bisa? bukankah saya tidur di rumah? Ternyata, kata ibu saya tidur sambil terus menggigau takbir. Jadi ayah, ibu, dan adik-adik saya bingung. Lucu.

Input stored from reading and movement, pikiranku menyimpulkan kisah di atas. Hihihihi, aku "cekikkikan" menahan tawa di kelas demi teringat masa kecilku tersebut.

"Jenis memory ... Sensor memory, Short term memory, dan Long term memory ... Long term memory hanya bersifat sementara ... bla bla .."

"Stored memory mempengaruhi cara berfikir manusia", ini yang tak dimiliki komputer, pikirku. So, semakin berilmu manusia mestinya ia makin bijaksana, bukankah begitu akhirnya? Nice conclusion.

Sang dosen masih terus mengurai ceritanya, menebar keindahan pesona IMK, yang membuatku terus berjalan dalam lamunan. Kelanjutannya, beliau menjelaskan bagaimana hendaknya hubungan manusia dengan komputer itu baik dari sudut pandang periperal seputar komputernya (eks.: keyboard, monitor, LCd, dan lain lain, semuanya dijelaskan satu persatu), dan sudut pandang kesehatan. Yeah, not too bad.

1 komentar:

Leo The Lion mengatakan...

Maaas.... kapan abisnya ni posting panjang gila....
btw maksud title u paan bang???